Fenomena lima tahunan kembali membayangi nasib Sriwijaya FC (SFC). Efek domino dari proses pemilihan gubernur Sumsel juga menyeret semua yang yang berada di Bumi Sriwijaya, termasuk masa depan Laskar Wong Kito.
Sebenarnya bukan hanya SFC yang merasakan dampak pemilihan kepala daerah (pilkada), tapi sebagian besar klub-klub yang ada di tanah air pun mungkin merasakan hal sama. Jadi ketika muncul persoalan internal klub, terlebih tentang krisisnya kondisi keuangan, bukan lagi menjadi hal yang aneh.
Sedikit membalik kebelakang, saat mengarungi musim kompetisi 2009 lalu, SFC pun pernah dihadapkan pada kondisi seperti sekarang. Saat itu hasil pilkada gubernur memenangkan Alex Noerdin sebagai gubernur Sumsel periode 2009-2013.
Sementara gubernur yang lama Syahrial Oesman, sebagai penggagas hadirnya SFC di Sumsel harus merelakan SFC dikelola manajemen yang baru. Saat itu juga begitu banyak permasalahan yang harus diselesaikan oleh manajemen baru. Dodi Reza Alex sebagai presiden SFC, harus menyelesaikan semua sisa hutang pada pihak ketiga yang ditinggalkan pengurus lama.
Lima tahun berselang, Ponaryo Astaman dkk pun mau tidak mau dihadapkan pada fenomena ini. Seandainya Alex Noerdin terpilih lagi menjadi gubernur Sumsel untuk periode berikutnya, maka semua permasalahan SFC mungkin akan cepat selesai.
Tapi jika pada pemilihan suara ulang ini, muncul figur baru sebagai orang nomor satu di Sumsel, bisa saja nasib SFC akan berubah. Apakah akan lebih baik atau terjun bebas seperti yang tengah dialami PSPS Pekanbaru.
Penasihat Simanis Ultras Palembang, Qusoi, yang merupakan salah satu komunitas suporter SFC mengatakan, sebenarnya keresahan yang terjadi pada SFC saat Sumsel menggelar hajatan pilgub, tidak perlu terjadi. Walaupun memang, sedikit banyak ada kekhawatiran.
”Seperti saat SFC dipegang pak Syahrial Oesman, banyak yang memprediksi bahwa SFC tak bisa berprestasi lebih baik. Tapi setelah dikendalikan Alex Noerdin, SFC tetap berprestasi. Kondisi seperti itu, kembali terulang saat ini, tapi kami sebagai suporter tidak mempermasalahkan soal itu. Siapapun gubernurnya, yang terpenting adalah mempertahankan prestasi SFC,” katanya.
Hanya saja, untuk persoalan keuangan yang menyebabkan belum diselesaikannya gaji dan uang muka pemain, Qusoi hanya berharap antara manajemen dan tim (pemain dan pelatih), dapat segera menemukan solusi terbaik.
”Kami tak mau menyalahkan manajemen ataupun pelatih dan pemain. Tapi kami berharap, semua yang menjadi persoalan internal SFC ini bisa cepat selesai dan merampungkan dua partai sisa di kandang Persiba Balikpapan dan Barito Putra. Sangat sayang jika SFC terkena sanksi di akhir kompetisi, lantaran tidak hadir pada dua pertandingan tersebut,” sambungnya.
Qusoi pun menambahkan, jangan sampai setiap gelaran pilkada atau pilgub di Sumsel membawa pengaruh bagi SFC. Kalau dampaknya positif jelas sangat bagus, tapi jangan sampai SFC menjadi seperti klub yang dilanda sakit.
Sementara pelatih kepala SFC Kas Hartadi menuturkan, untuk saat ini semua pelatih dan pemain hanya bisa menunggu nasib saja. Kalau apakah ada pengaruh bagi SFC saat pilkada gubernur terjadi saat ini, dirinya tak bisa berbicara banyak. ”Sekarang kami hanya bisa menunggu (pembayaran gaji dan uang muka). Tapi kalau tentang pilkada, kami sama sekali tidak tahu dan tidak bisa berkomentar,” ujarnya singkat.
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://www.bolaindo.com/2013/09/05/masa-depan-sfc-bergantung-gubernur-baru/
0 comments:
Post a Comment