Persija Jakarta dipastikan aman dari ancaman degradasi. Akan tetapi, perjalanan Persija di kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2012/2013, jadi musim terburuk bagi tim berjuluk Macan Kemayoran, minimal dalam kurun lima musim terakhir.
Kemenangan, 2-1, Persija dari Pelita Bandung Raya (PBR) di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (31/8), memberikan arti besar bagi tim besutan Benny Dollo. Dengan tambahan tiga angka, tim Macan Kemayoran dipastikan sudah benar-benar aman dari ancaman degradasi.
Koleksi 42 angka dari 32 laga yang telah dimainkan Ismed Sofyan dkk, dirasa sudah cukup aman dari kejaran Persiba Balikpapan dan Persiwa Wamena, yang saat ini duduk diperingkat 15 dan 16 dengan koleksi angka yang sama yaitu 33 poin.
“Kemenangan ini membuat koleksi angka yang kami kumpulkan menjadi 42 poin. Jumlah poin tersebut, bisa mengartikan jika posisi kami saat ini sudah aman dari ancaman degradasi,” ungkap asisten pelatih Persija, Blitz Tarigan.
“Kami memang sudah aman, tapi kami memiliki ambisi untuk memperbaiki peringkat. Oleh karena itu, semua laga tersisa memiliki arti yang sangat penting bagi kami,” sambung mantan pelatih Deltras Sidoarjo tersebut.
Walau aman dari ancaman degradasi, kompetisi ISL musim ini dipandang jadi yang terburuk bagi Persija dalam lima periode terakhir. Walau memang, Persija masih menyisakan dua pertandingan sisa. Dijamu Persisam Samarinda dan Mitra Kukar pada 11 dan 15 September mendatang.
Predikat tersebut tidak bisa dihindari, setelah Persija memiliki jumlah kekalahan terbesar di musim ini. Mencatatkan 14 kali kekalahan, melebihi jumlah kekalahan Persija di ISL 2008/2009 yaitu 11 kali kekalahan. Adapun jumlah kekalahan terbesar dalam kurun lima musim terakhir, terjadi di ISL 2009/2010 dan 2011/2012. Dengan 10 kali kalah.
Tidak hanya dilihat dari jumlah kekalahan, mengapa musim ini dinilai jadi periode terburuk bagi Persija. Jika tidak bisa memperbaiki peringkat minimal diposisi ketujuh, hal itu menambah indikator musim terburuk Persija. Karena dalam kurun lima musim terakhir, posisi terburuk Persija ada diposisi tersebut, yaitu pada ISL 2008/2009.
Anjloknya penampilan Persija di musim ini, sebenarnya telah banyak diprediksi berbagai pihak. Dimana berbagai problem telah menghantam Persija, malahan saat kompetisi ISL 2012/2013 belum juga dimulai. Seperti diantaranya, mundurnya beberapa ikon Persija seperti Bambang ‘Bepe’ Pamungkan karena faktor finansial Persija yang buruk.
Hengkanya beberapa pilar seperti Hasim Kipuw ke Arena Crounus, Ramdani Lestaluhu ke Sriwijaya FC (SFC), dan Leo Saputra ke Persita Tanggerang, juga jadi salah satu faktor. Selain sempat mogok bermainnya sekitar delapan pemain Persija diawal musim. Semuanya terjadi, karena faktor gaji yang belum diselesaikan kala itu.
Problem finansial pun berimbas ke performa Persija, dimana pada akhirnya Iwan Setiawan menyatakan mundur dari Macan Kemayoran. Iwan mundur dan digantikan Bendol, sapaan akrab Benny Dollo, setelah mengantar Persija kerap menjadi langganan papan bawah.
Beruntung keputusan manajemen Persija tepat mengikat Bandol. Dengan sokongan beberapa pemain baru pada putaran kedua ISL seperti Emmanuel Kenmogne. Rohit Chand, M. Ilham, dan Ahmad Alfarizi, Persija pun bisa lolos dari ancaman terlempar dari kompetisi ISL musim mendatang.
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://www.bolaindo.com/2013/09/02/musim-terburuk-macan-kemayoran/
0 comments:
Post a Comment