Teka-teki skorsing tim, manajemen, dan 16 pemain PSLS Lhokseumawe dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Pusat mulai mendapat perlawanan. Bahkan, pengakuan tiga punggawa Laskar Pase, mereka tak pernah menerima suap selama melakoni pertandingan babak play-off di Stadion Bumi Kartini, Jepara, Jawa Tengah, Oktober lalu.
Seperti diutarakan Muklis Rasyid yang telah membela tim PSLS sejak masih di divisi II. Menurutnya, dia tak pernah menerima suap dalam bentuk apapun untuk mengatus skor selama berlangsungnya Liga Prima Indonesia (LPI) play-off Grup K. Bahkan, Mukhlis dengan berani dan terbuka menantang lembaga yang dipimpin Hinca Panjaitan.
“Bila memang meneriam suap, saya siap dihukum seumur hidup. Jangan hanya dua tahun saja. Saya menilai kalau putusan Komdis itu, tidak berdasarkan apapun. Apa dasar Komdis menghukum tim, pemain dan dua offisial,” tegas mantan pemain PSAP Sigli itu.
Mukhlis menilai kalau hukuman dari lembaga induk sepakbola nasional itu terkesan janggal. Karena, alasan awal Komdis terjadi pengaturan skor, di mana pertandingan PSLS lawan Pro Duta berakhir dengan skor besar 0-6.
“Bila alasan pengaturan skor karena lahirnya skor besar, kenapa pada pertandingan ISL tahun lalu antara Arema dengan PSPS Pekan Baru dengan skor 9-1, malah tak dihukum Komdis? Artinya keputusan ini sangat merugikan PSLS,” komentarnya.
Hal Senada diutarakan kiper tim PSLS, Sukirmanto. Menurutnya, dia merupakan satu dari empat pemain yang dipanggil oleh Komdis untuk diminta keterangan pada November 2013 lalu. Dalam pemeriksaan itu, dia mengaku kalau pihaknya tak pernah menerima suap. “Jadi, tidak ada alasan Komdis menghukum pemain dan tim. Komdis harus meninjau kembali putusan tersebut,” pungkasnya.
Pemain asli Lhokseumawe, Afrizal Abbas juga mengaku mereka tidak menerima suap sama sekali. Sehingga, dia sangat keberatan dengan denda dua tahun tidak bisa bermain bola. “Kami mau cari makan di mana, apalagi saat ini saya sebagai tulang pungung keluarga. Seharusnya Komdis jangan asal menuduh dengan tidak punya bukti adanya pengaturan skor,” demikian Afrizal Abbas.
Sebagaimana diketahui, Komdis PSSI menghukum 16 pemain PSLS yang masuk dalam line-up melawan Pro Duta Medan dalam play-off Grup K LPI di Stadion Bumi Kartini, Jepara, Jawa Tengah, Oktober lalu, karena ikut dalam pengaturan skor.
Selain itu, Komdis PSSI juga menjatuhkan hukuman bagi asisten pelatih PSLS, Nyak Rani dan ofisial PSLS, Mahyudin. Keduanya dihukum lima tahun tidak boleh aktif di sepakbola Indonesia. Di samping juga, tim PSLS didenda Rp100 juta dan dihukum turun ke divisi paling rendah di Indonesia yakni Divisi Tiga. Tidak hanya sampai di situ, PSLS harus vakum dua tahun terlebih dahulu.(bah/serambinews)
pemain yang dihukum
-M Ali, Sukirmanto, Mukhlis Rasyid, Afrijal Abbas, M Isa, Rusdian, Mawan, Rizal Leubu, Mukhlis Sawang, Hendra, Camara Fassawa, Suhemi, Revaldi, Suheri Daud, Nanda Lubis, Jalwandi
Follow twitter @bolaindo.com untuk mendapatkan berita terbaru sepakbola Indonesia!
———————————————————
Berita sepakbola manca -> klik mesingol.com
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://ift.tt/1cEMt3R
0 comments:
Post a Comment