Klub sepak bola di Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku hampir bangkrut akibat kerugian besar menyusul harus dibatalkannya kompetisi kelas Divisi Utama. Batalnya kompetisi itu merupakan buntut pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Kami tak tahu sampai kapan bisa membayar gaji pemain jika kondisi ini tak segera dipastikan kelanjutannya. Tak ada pemasukan sama sekali, padahal pengeluaran besar,” kata Ketua Umum sekaligus manajer klub PSIM Kota Yogyakarta, Agung Damar Kusumandaru, 26 April 2015.
PSIM sedianya mulai menggelar pertandingan melawan klub PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo hari ini. Agung tak bisa memperkirakan kapan manajemen bisa membayar pemain jika pemerintah tak segera menjadwalkan ulang pertandingan. “Kami sudah habis-habisan ternyata ujungnya kompetisi dibatalkan. Padahal pemasukan kami bukan dari APBD, melainkan hanya dari tiket dan sponsor,” kata dia.
PSIM mengaku sudah merogoh Rp 500 juta selama Januari-Maret 2015. Biaya operasional dikeluarkan untuk perekrutan pemain sampai laga uji coba dan gaji.
Pada akhir pekan lalu, tiga klub sepak bola di DIY sudah meluncurkan nama pemain kepada publik. Tapi berdasarkan salinan surat jawaban kepolisian yang diperoleh Tempo, izin pemakaian stadion dan keramaian ditolak kepolisian. Sponsor pun mundur. “Untuk potensi kerugian dari tiket saja, kami perkirakan sekitar Rp 10-20 juta pertandingan lawan PSIM,” kata Agung.
Sekretaris Persiba Bantul Wikan Wirdo Kisworo mengatakan klubnya gagal membuka kompetisi yang sedianya digelar kemarin. “Polisi sudah melarang. Pemerintah daerah akhirnya tak berani meminjamkan stadion,” ujar dia. Persiba menaksir potensi kerugian sekitar Rp 50 juta.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Yogyakarta Gusti Bendoro Pangeran Hario Prabukusumo menyatakan, sejak pembekuan PSSI diumumkan, tak seorang pun panitia pertandingan yang berkomunikasi dengannya. “Kemenpora dan KONI pusat juga belum memberi kabar atau instruksi apa pun soal kompetisi itu selanjutnya mau bagaimana,” kata dia.
Kasus pembatalan pertandingan juga terjadi di Surakarta. PSIS Semarang batal bertarung dengan Persis Solo di Stadion Manahan kemarin karena Polda Jawa Tengah tak mengeluarkan izin. “Kami juga tak akan melakukan pengamanan pertandingan yang nekat dilaksanakan,” kata juru bicara Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Liliek Darmanto Sabtu pekan lalu. (Tempo)
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://ift.tt/1Ju6EXD
0 comments:
Post a Comment