Jalan buntu pertemuan antara Menpora, PT Liga Indonesia (PT LI), dan 18 klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) 2015 yang berujung pada ketidakpastian kompetisi memunculkan isu ada beberapa klub LSI yang ‘berpaling’ ke rencana kompetisi yang akan dioperatori oleh pemerintah dalam hal iniMenpora.
Diantara tim yang dikabarkan berpaling ke pemerintah adalah Perseru Serui. Namun isu itu langsung dibantah oleh ManajerPerseru Serui, Yan Pieter Ayorbaba.
“Tidak mungkin kami berpaling kepada kompetisi yang direncanakan digelar pemerintah melalui tim transisi. Kami hadir di pertemuan dengan PT LI dan pertemuan antara Menpora dan PT LI serta klub LSI. Itu menandakan, kami masih setia dan mendukung penuh PSSI dan PT LI selaku operator resmi kompetisi LSI,” kata Ayorbaba kepada Harian Super Ball, Rabu (29/4/2015).
Bukti kesetiaan Perseru dengan PSSI dan PT Liga Indonesia adalah dengan dihentikannya sementara operasional tim sambil menunggu jadwal kompetisi LSI ditentukan.
“Jika kami nyeberang ke sebelah sana, buat apa kami menghentikan latihan. Padahal itu beresiko terhadap semangat pemain untuk kembali bertanding. Tetapi kami tidak ada pilihan lain, karena operasional tim membutuhkan dana yang tidak sedikit. tetapi dana yang kami keluarkan tidak ada gunanya jika kompetisi tidak berjalan. Maka, lebih baik tim kami liburkan dulu,” ujar Ayorbaba.
Kabar rencana Perseru untuk pindah ke kompetisi negara tetangga pun dibantah Ayorbaba.
“Tidak mungkin, kami pindah. Kami merupakan bagian dari NKRI. Lebih baik kami hentikan sementara tim, daripada harus pindah ke kompetisi lain,” ucap Ayorbaba.
Bahkan Ayorbaba menolak rencana Menporamenggabungkan tim transisi dan PT LI sebagai pengelola kompetisi LSI. Menurut Ayorbaba, itu bukan jalan keluar yang baik dan sesuai dengan aturan yang ada. Pasalnya FIFA hanya akan mengakui kompetisi yang digelar oleh PSSI dan PT LI.
“Jika rencana itu dijalankan, kompetisi tidak akan diakui FIFA. Sehingga kompetisi LSI pun bisa disebut kompetisi ilegal. Jadi tidak mungkin operator kompetisi digabungkan antara tim transisi dan PT LI. Yang berhak mengurus kompetisi adalah PT LI bukan Menpora,” tegas Ayorbaba.
Ayorbaba menilai satu-satunya jalan keluar untuk menyelesaikan kisruh ini adalah dengan sikap Menpora yang harus sesuai dengan aturan FIFA.
“Menpora harus mencabut pembekuan PSSI dan memberikan izin kompetisi. Jangan seperti sekarang, Menpora membekukan PSSI dan menyatakan kompetisi tetap berjalan. Tetapi nyatanya, pemerintah bersama pihak kepolisian tidak memberikan izin keramaian. Jadi keputusan Menpora tidak jelas. Seolah-olah mendukung digulirkannya kompetisi tetapi di lain pihak tidak mengeluarkan izin pertandingan,” tuturnya.
Ayorbaba mengkritik pihak kepolisian yang seharusnya tidak mengikuti keinginan dari Menpora.
“Tidak ada aturan yang mengharuskan kepolisian tunduk terhadapMenpora. Polisi hanya berwenang mengeluarkan izin saja. Jika polisi ingin membantu menyelamatkan klub, sebaiknya izin bertanding dikeluarkan,” ujar Ayorbaba. (Tribunnews)
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://ift.tt/1InlJbQ
0 comments:
Post a Comment