Menang besar atas PSIR Rembang pada laga home pertama putaran kedua Indonesian Premier League (IPL) 2013 tidak membuat Persebaya puas. Sebaliknya, pelatih Fabio Oliviera menyebut timnya masih mengidap kelemahan mendasar, yakni transisi antara menyerang dan bertahan.
Kecolongan dua gol saat menang besar atas PSIR menjadi bukti bagaimana lemahnya transisi dari menyerang ke bertahan yang dipraktikkan Andik Vermansah dan kawan-kawan. Para penggawa Bajul Ijo masih terlalu sibuk mencari cara membombardir pertahanan lawan sehingga lupa pertahanan sendiri. “Memang patut disayangkan karena kita harus kecolongan dua gol waktu lawan PSIR. Itu yang saat ini menjadi bahan evaluasi kita,” terang Fabio, Jumat (6/9).
Becermin pada laga lawan PSIR, Persebaya menyertakan kurang lebih lima hingga tujuh pemain saat menyerang. Jumlah itu termasuk dua bek sayap, Mat Halil dan Yusuf Hamzah. Ketika bola berhasil dibendung dan lawan coba membangun serangan balik, di sana hanya ada tiga hingga empat pemain yang menghadang.
Dua gol Laskar Dampo Awang–julukan PSIR—menjadi bukti bagaimana kocar-kacirnya skema pertahanan Persebaya saat menghadapi serangan balik. Apalagi dua center back, Goran Gancev dan Nurmufid Fastabiqul Khoirot, agak lemah dalam hal kecepatan. Selain transisi menyerang ke bertahan, para pemain Persebaya juga belum menemukan sentuhan terbaiknya. Tapi, menurut Fabio, hal ini wajar mengingat timnya cukup lama menjalani libur kompetisi.
“Sehingga passingnya masih sering salah. Pemain juga sering kehilangan bola dengan mudahnya. Itu yang akan kita evaluasi selama sepekan ini,” tutup eks asisten pelatih Timnas Indonesia ini.
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://www.bolaindo.com/2013/09/06/persebaya-benahi-transisi-menyerang-bertahan/
0 comments:
Post a Comment