Manajemen PSIS Semarang mengaku bingung ingin mengajukan tuntutan ganti rugi setelah kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015 urung dilaksanakan akibat kisruh antara menteri pemuda dan olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dan PSSI.
PSIS seharusnya dijadwalkan melakoni laga pembuka melawan Persis Solo di Stadion Manahan pada akhir pekan kemarin, tapi tidak bisa digelar akibat panitia pelaksanaan (panpel) tak mendapat izin keramaian, menyusul pembekuan PSSI oleh Kemenpora. PT Liga Indonesia kemudian memutuskan untuk menghentikan sementara Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama.
CEO PT Mahesa Jenar Semarang AS Sukawijaya mengungkapkan, manajemen telah mengalami kerugian sedikitnya Rp1,5 miliar, mulai dari persiapan tim hingga ke laga perdana. Menurut Sukawijaya, sebenarnya anggaran yang dikeluarkan jauh lebih besar dari nilai Rp1,5 miliar.
“Kami mau menuntut ke mana, Kemenpora, PSSI, atau PT LI? Siapa yang mau mengganti biaya persiapan klub bila kompetisi tidak diputar? Jika masih dihentikan, anggaran akan terus membengkak, sementara kami tidak ada pemasukan lain seperti tiket penonton,” ujar pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi ini.
Yoyok mengakui, kesulitan ini tidak hanya dialami PSIS saja, melainkan seluruh tim yang berlaga di ISL maupun Divisi Utama. Yoyok juga mengemukakan, Mahesa Jenar saat ini menunggu pertemuan anggota komisi eksekutif (Exco) PSSI pada 2 Mei, dan skuat PSIS tetap diminta berlatih seperti biasa.
“Kami meminta ada kepastian kompetisi, apakah ditunda atau dihentikan, sehingga kami bisa mengambil langkah konkret, tidak digantung seperti ini,” keluh Yoyok.
Yoyok mengapungkan wacana untuk menggelar turnamen mini jika kompetisi benar-benar dihentikan. PSIS akan mengajak klub-klub yang sudah melakukan persiapan di Divisi Utama untuk tampil di turnamen tersebut. (Goal Indonesia)
Baca: Penalti Indah Lionel Messi Dapat Penilaian dari Empunya ‘Panenka’
via Bolaindo.com | Berita Bola Indonesia Terlengkap http://ift.tt/1zj9LOB
0 comments:
Post a Comment